Dari hasil pertemuan tersebut di bentuk dan diresmikanlah Lembaga Swadaya Masyarakat Acheh Future pada tanggal 30 Juni 2009.
PROGRAM ANDALANNYA :
Dayah salafiyah merupakan salah satu aset kearifan lokal dan kebanggaan bagi rakyat Aceh, dengan pola pendidikan Salafiah telah banyak melahirkan Ulama-ulama besar di Aceh, di samping itu dayah merupakan foundasi kuat dalam mepertahan nilai-nilai keagamaan yang harus mendapatkan perhatian khusus dan serius bagi kita semua untuk mendukung penguatan dan pengembangan dayah, di samping membangun infrastruktur, sarana dan prasarana. Salah satu permasalahan dan kendala yang di hadapi disetiap dayah adalah banyak santri yang belajar dan mondok di dayah adalah santri dari keluarga kurang mampu/miskin.
Sejak tahun 2009 kami sering menerima laporan bahwasanya masih ada anak anak yatim dan anak anak dari kelurga tidak mampu putus pendidikan dikarnakan keterbatasan biaya hidup orang tuanya.
Maka dengan sebab itulah kami terpanggil untuk mewujutkan cita cita mereka,
Langkah pertama yang kami lakukan adalah, mensurve kebenaran informasi yang telah kami terima tentang, anak yatim, yatim piatu dan anak anak dari keluarga tidak mampu yang ingin mondok di dayah tapi tidak ada biaya.
Pada saat kami menjumpai calon santri yang berkeinginan mondok tersebut, kami membuat komitmen denga calon santri dan dengan keluarganya,
" Kami akan menampung ke inginannya dengan syarat, sebelum selesai kitab Mahalli para calon santri tidak di perbolehkan meninggalkan dayah, apabila komitmen ini di langgar, pihak keluarga calon santri harus membayar semua biaya selama mereka di dayah.
Hal tersebut kami lakukan agar mereka tetap bertahan di dayah.
Usai kami surve kelayakan, kami menjemput mereka dan mengantarkanya ke dayah yang telah kami tentukan.
Kemudian kami akan memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan mereka masing masing,.
Selama mereka mondok, tiga hari sekali kami datang ke dayah untuk menjumpai mereka, bila ada keluhannya, kita akan segera atasinya, begitu juga bila ada yang sakit, kita membawanya ke tempat praktek terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Dalam sebulan sekali kita melakukan tatap muka bersama di balai dalam komplek dayah yang telah di sediakan, kegiatan tatap muka teraebut kita lakukan untuk mengenal satu sama lain, dan kita menanyakan, bila ada permasalahan mereka dapat di sampaikan secara langsung pada kita.
Disetiap pertemuan kita menyampaikan tentang rasa memiliki dan bersyukur.
Rasa memiliki orang tua bagi yang masih ada, rasa memliki sanak saudara, guru di dayah, dan rasa memiliki orang orang yang telah membantu dirinya serta bersyukur kepada Allah karna sudah bisa mondok seperti santri santri yang lain.
Alhamdhulillah sejak tahun 2018 sampai dengan tahun 2023 kami telah sukses menjemput dan mengantarkan 234 orang anak yatim, yatim piatu dan anak anak dari keluarga tidak mampu yang ingin mondok tapi terhalang dangan keterbatasan biaya hidup orang tua mereka.
234 anak tersebut kami tempatkan di sejumlah dayah di Aceh Timur, di antaranya, Dayah Baitul Huda Al Aziziyah Paya Naden Kecamatan Madat, Dayah Darussa,adah Matang Perlak, Dayah Nurul Ulum Putoh Sa, Dayah Darul Muarifah Mayang Tunong kec Tanah Luas Aceh Utara, Dayah Bustanul Muttaqin, Cabang dayah Abu Paya Pasi Di Lebok Pusaka, kec Langkahan Aceh Utara, Daya Mudi Meuka Al Aziziyah Pucok Alue Barat kc Simpang Ulim Aceh Timur, dan Dayah Bustanul Sa'adah di Peudawa
82 orang yang kami tempatkan di Dayah Baitul Huda Al Aziziyah, mereka ada yang sudah Empat tahun bertahan di dayah, perubahan semakin meningkat, mereka semua ceria di saat tim Acheh Future tiba di dayah.
Menurut kami, ini awal keberasilan, karna pimpinan dayah tersebut selalu berkoordinasi dengan tim Acheh Future, dan aturan yang terapkan di dayah benar benar solid, sehingga para santriwan santriwati selalu menjaga dan memelihara aturan yang telah di tentukan,.
Selain program penjeputan anak anak yatim, tim lembaga Acheh Future juga menerima keluhan santri yang mondok di sejumlah dayah di Aceh, laporan yang kami terima pada awal tahun baru Islam, di mana pada saat itu samua santri mengikuti ujian, dan akan niak kelas berikutnya, santri yang orang tuanya tidak mampu, akan terancam putus pendisikan apa bila kitab kitab kuning yang ia butuhkan, tidak mampu mendapatkannya,
Kita penah menemukan santri mencari udang di alur alur untuk mendapatkan uang untuk beli kitab, dan santri tersebutpun menimpa musibah kecil, yaitu tersusuk duri ikan berbisa di tangannya, hal itu yang di alami oleh salah satu santri dayah Abu Paya Pasi yang bernama Musliadi Usman, pada tahun 2014 yang lalu, dan banyak santri yang menjadi buruh tani di sawah dan kuli bangunan, hanya untuk mendapatkan biaya beli kitab,
Bedasarkan itulah lembaga Acheh Future hadir untuk mancari donasi, atau orang orang pendermawan agar bisa menghadiah atau mewaqafkan kitab kitab yang mereka butuhkan, sejak tahun 2014 s/d tahun 2023 Alhamdhulillah sudah 8221 santri yang kita serahkan bantuan kitab kuning sumbangan dari Hamba - hamba Allah di Malaysia, khatar, Kanada, Danmark Kuala Lumpur, dan di Aceh. Semua saudara saudara kita di sana mempercai lembaga Acheh Future untuk menyampaikan amanahnya kepada santri santri yang membutuhkan kitab kitab kuning.
Kedepan kita telah mempersiapkan 6 Dayah yang akan kami tempatkan anak anak dari keluarga tidak mampu yang ingin mondok,.
Kami mengajak semua pihak, untuk membantu mereka, walau hanya dengan mengarahkan dan menghubungi kami bila ada anak anak yang mondok tapi tidak ada biaya, agar generasi kita kedepan mempu membawa Aceh ke arah yang lebih baik.
0 Comments