MENGENALKAN DAN MENGASAH POTENSI TARI TRADISIONAL ACEH SISWI SD NEGERI 2 IDI

 



Ditulis oleh:

Amara Maulidya (1052018017)

Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 

IAIN Langsa, 2022





Karya seni merupakan salah satu peranan penting dalam dunia pendidikan sebagai penunjang bakat dan minat siswa. Sebagai salah satu lembaga formal sekolah dasar juga memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam kegiatan yang dapat mengembangkan karya seni.

Contohnya, lembaga pendidikan SD Negeri 2 Idi telah berpartisipasi langsung dalam mengembangkan sebuah sanggar seni tari. Disebabkan sekolah ini memiliki siswa yang berminat dan berbakat dalam kesenian terutama seni tari. 


Sekolah ini terletak di lokasi yang sangat strategis. Berada di pusat perkotaan pemerintahan kabupaten Aceh Timur, tepatnya di desa Gampong Jawa, kecamatan Idi Rayeuk. Berdasarkan lokasi tersebut memudahkan siswa melaksanakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikut, terutama di bidang seni tari.


Salah satu tari yang dilatih oleh sanggar seni SD Negeri 2 Idi yang dibina oleh Ibu Fitria Syafiqa, S.Pd adalah tari persembahan Ranup Lampuan dan beberapa macam tari kreasi lainnya. Tari Ranup Lampuan ini terdiri dari 7 orang siswa dalam 1 kelompok. Ke-7 orang siswa ini berasal dari tingkat kelas I, II, dan III. Tarian ini memiliki seorang ratu yang berpakaian khas adat Aceh. Ratu ini dipilih dari salah seorang anggota sanggar. Tarian ini dilatih oleh seorang guru di SD Negeri 2 Idi.


Kekurangan siswa-siswa yang mengikuti sanggar tari ini sering mengalami kram dibagian kaki saat berlatih sehingga mudah lelah. Namun demikian, semangat mereka tak terlihat memudar. Biasanya setelah berlatih mereka memanfaatkan waktu untuk mengoreksi gerakannya dengan guru yang mengambil alih untuk melatih mereka. 


Sejauh ini, sanggar tari SD Negeri 2 Idi sudah sering mendapat tawaran dan tampil di berbagai macam acara dan event perlombaan baik di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. Salah satu acara yang sering mengundang sanggar tari ini adalah acara pesta perkawinan baik acara Preh Linto Baro dan Tueng Dara Baro. Acara ini biasanya menyediakan panggung atau tempat yang sudah diatur oleh WO. Selain menampilkan tari Ranup Lampuan biasanya juga mempersembahkan beberapa tari kreasi salah satunya tari Kutidhieng. 


Banyak tantangan yang dialami oleh anak-anak dalam kegiatan ini. Misalnya, ketika terdapat kegiatan yang berkaitan dengan tari, mereka harus meninggalkan rutinitasnya. Adapun rutinitas yang biasa anak-anak lakukan adalah belajar di sekolah, pergi mengaji ke pesantren, bermain bersama teman-temannya, dan lain sebagainya. Untuk itu, anak-anak butuh komitmen dan dukungan yang kuat dari orang tuanya untuk berbagai kegiatan sanggar ini. Misalnya, orang tua harus siap bangun dini hari untuk mengantar putra-putrinya ke sanggar agar bisa di rias lebih cepat sebelum menghadiri suatu acara. Ketika mengikuti kegiatan, anak-anak mendapat bahan-bahan yang digunakan dalam tarian dari biaya operasional sekolah. Namun, ada juga bahan yang diberikan secara cuma-cuma oleh wali murid untuk kepentingan kreativitas sanggar seni SD Negeri 2 Idi ini. 


Tarian Ranup Lampuan adalah salah satu tarian khas masyarakat Aceh. Tarian ini merupakan tarian tradisional yang juga dikenal dengan tari “Peumulia Jamee” atau tarian persembahan untuk menyambut kedatangan tamu. Sebagai salah satu tarian tradisional dari Aceh, tarian ini termasuk tarian penyambutan yang biasanya ditampilkan oleh penari wanita dengan menyuguhkan sirih dalam puan tempat sirih khas Aceh sebagai tanda terima masyarakat. Karya tari yang berlatar belakang adat istiadat ini secara koreografi menceritakan bagaimana kebiasaan masyarakat Aceh menyambut tamu ini setiap gerakan memiliki makna khusus. Seperti gerakan salam sembah, memtik sirih lalu membuang tangkainya, membersihkan sirih, menyapukan kapur, lalu meletakkan gambir dan pinang, hingga tahap menyuguhkan sirih kepada tamu yang hadir. 


Pada awalnya, tari ini tidak menggunakan selendang sebagai properti, dan penarinya memakai sanggul Aceh yang tinggi dihiasi hiasan kepala. Tarian yang berdurasi tiga sampai sembilan menit ini diiringi orkestra atau band, berupa instrumen alat musik serune kale dan rapa’i. Bagi mereka pencinta tari Aceh, menelusuri jejak Tari Ranup Lampuan sama seperti merekam budaya Aceh, tari yang merefleksikan kehidupan sehari-hari orang Aceh yang terkenal ramah dan suka memuliakan tamu. Sudah seharusnya penciptanya pun mendapat tempat untuk diabadikan dan selalu diingat masyarakat Aceh.


Oleh karena hal tersebut, SD Negeri 2 Idi membentuk sebuah sanggar seni sebagai wadah untuk menampung siswa yang tertarik dengan seni terutama kesenian tradisional Aceh. Guna memperkenalkan dan menyebarluaskan koreografi salah satu tari yang telah susah payah diciptakan pada tahun 1959 oleh almarhum Cut Bang Yusrizar yang lahir di Banda Aceh pada 23 Juli 1937. Selain itu, tari Ranup Lampuan sampai saat ini menjadi salah satu identitas tarian tradisional Aceh yang mendunia. Karena itulah gerak, lagu, property, dan fungsinya harus dilindungi dan dilestarikan dan seharusnya diusulkan hak ciptanya.


Editor| Khairul 

Post a Comment

0 Comments

Terkini

Close Menu